A. Sejarah dan Latar Belakang Gampong Bumban
Setiap gampong memiliki jejak sejarah sendiri, namun sejauh yang telah peeliti telusuri setelah bertanya kepada pimpinan, aparatur gampong serta masyarakat setempat, sejarah pemulaan pembentukan gampong ini dimulai sekitaran tahun 1930.Gampong Bumban merupakan salah satu gampong yang masuk dalam wilayah kemukiman timur yang berada di ujung Kecamatan Nibong Kabupaten Aceh Utara dengan luas wilayah yang terbagi kedalam 2 dusun. Yaitu;
1. Dusun Kubu
2. Dusun Mata Ie
Gampong Bumban ini memiliki jarak ke kantor kecamatan sekitar 8,6 km dan memiliki jarak yang relatif mudah dicapaii ke kecamatan yaitu memakan waktu setengah jam jika menggunakan kendaraan. Berdasarkan survey yang telah dilakukan bersama masyarakat untuk menentukan batas gampong serta berdasarkan hasil pemetaan gampong, dan kemudian ditindak lanjuti dengan musyawarah bersama masyarakat dan aparat gampong, mukim serta kecamatan diperoleh informasi bahwa luas Gampong Bumban adalah 72,5 hektar.
B. Budaya Masyarakat.
Mayoritas suku yang ada digampong Bumban Ini adalah suku Aceh. Walaupun terdapat berbagai macam suku tetapi kehidupan pada desa Bumban ini tetap rukun. Ini terlihat dari kegiatan-kegiatan adat yang dilakukan masing- masing suku sering berjalan dengan lancar. Misalnya saat masyarakat batak mengadakan acara pernikahan, suku Aceh berdatangan dan berpartisipasi untuk menghadiri pernikahan tersebut. Begitu juga dengan pesta yang dilakukan adat Aceh . Mereka terlihat sangat kompak dan membantu satu sama lain. Di dalam pergaulan masyarakat sangat menujunjung tinggi norma adat dan agama, dan dalam pergaulan sering mengedepankan norma kesopanan, 54 seperti orang muda menghormati yang lebih tua, seperti cara pemanggilan kepada yang lebih tua dengan tidak menyebutkan nama dan dalam penggunaan bahasa mereka sering menyesuaikan dengan masyarakat, dengan menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan suku lain.
C. Kondisi Pemerintahan Gampong Bumban.
Dalam sebuah gampong bermacam corak dan tipe masyarakat dari yang sangat primitif sampai dengan moderen. Maka tak heran bila dalam sebuah gampong bentuk kepemerintahannya berantakan, karena sebagaimana masyarakat hanya memprotes saja, suka mengkritik, sehingga yang menjadi imbasnya semua warga gampong. Tetapi di gampong Bumban semua masalah biasanya diselesaikan dengan musyawarah. Hal ini didukung oleh masih adanya rasa gotong royong dan saling bantu-membantu dikarenakan rasa solidaritas masyarakat masih sangat kuat. Juga kebanyakannya masyarakat sudah menempuh pendidikan yang memadai, sehingga cara berpikir masyarakat cenderung kepada kemajuan.